Rabu, 14 September 2022
Home »
» Anggota Koramil 417-06/Sungai Penuh menerima sosialisasi Bahaya Penyakit Hipertensi Dan Diabetes dari Dokter Idola Rumkitban DKT Kerinci
Anggota Koramil 417-06/Sungai Penuh menerima sosialisasi Bahaya Penyakit Hipertensi Dan Diabetes dari Dokter Idola Rumkitban DKT Kerinci
Sungai Penuh -Anggota Koramil 417-06/SPN dapatkan sosialisasi menghindari penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi oleh tim dari Dinas Kesehatan (Diskes)Rumkitban. Acara dilaksanakan diruang Aula Kodim 0417/Kerinci. Rabu (14/09/22)
Dalam paparan pertamanya, dr Idola Lorenza yang jabatan sehari-harinya
sebagai Dokter umum Rumkitban Kerinci menyampaikan mengenai bahaya penyakit Diabetes Melitus yang merupakan golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh atau organ pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Bagi para penderita Diabetes Melitus ditandai gejala khas diantaranya yaitu jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (polyuria), sering atau cepat merasa haus atau dahaga (polydipsia), lapar yang berlebihan atau makan banyak (polyphagia), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya. Sedangkan gejala yang tidak khas adalah kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan & kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba, Apabila luka atau tergores (korengan) lambat penyembuhannya, mudah terkena infeksi terutamapada kulit.
Diabetes Melitus dapat dihindari dengan olahraga teratur 3-4 kali/minggu selama perhitungan waktu 30 menit dengan sasaran mencapai 70-75% denyut nadi maksimal (220-usia). Selain olahraga, menurutnya, hindari makan-makanan kolesterol tinggi dan dan kadar gula tinggi, membatasi makan sayuran jenis bayam, buncis, daun melinjo, labu siam, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang, pare. “Untuk buah-buahan nanas, sirsak, sawo,anggur, alpukat, mangga, pisang. Serta susu penuh, keju, mayonnaise maupun makanan yang di goreng dan menggunakan santan kental,” katanya.
Sementara penyakit hipertensi yang merupakan tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Adapun penyebab terjadinya hipertensi yaitu stres, genetik, kurang berolahraga, obesitas, rokok, garam, kopi, lemak, kopi, bumbu penyedap, makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan dan ikan asin, alkohol, serta makan dan minuman kaleng.
Lebih lanjut dikatakannya, Hipertensi sering dijumpai pada individu diabetes mellitus dimana diperkirakan prevalensinya mencapai 50-70%. Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Merokok adalah faktor resiko utama untuk mobilitas dan mortalitas Kardiovaskuler.
Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% di antaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi